Pages

Friday, December 11, 2015

FILSAFAT

FILSAFAT 


I.               Filsafat
  1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan
A.1. Arti Filsafat
      Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas kata philein dan sophia ►philosophia. Philein = cinta; sophia= kebijaksanaan. Cinta adalah hasrat yang besar/berkobar-kobar/bersungguh-sungguh. Sedangkan kebijak-sanaan berarti kebenaran sejati. Meskipun terdapat beragam definisi dan pengertian tentang filsafat, tetapi dapat ditarik garis persamaan :
  1. Filsafat adalah bentuk mengerti
  2. Filsafat termasuk ilmu pengetahuan
  3. Ilmu pengetahuan yang mana? Ilmu pengetahuan yang mengatasi lain-lain ilmu, lebih mendalam dan bersifat umum.

A.2. Pengertian-Pengertian Filsafat
a. Cinta kebijaksanaan
b. Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran dan kenyataan.
c.  Hasil pikiran kritis dan dikemukakan dengan cara yang sistematis
d.  Hasil pikiran manusia yang paling dalam
e.  Pendalaman lebih lanjut dari ilmu pengetahuan
f.  Pandangan hidup
g. Hasil analisis dan abstraksi
h. Anggapan dasar
i. Bersifat kritis-rasional, kritis-reflektif, radikal, integral, tidak fragmentaris, universal
j.  Kritis, analitis, evaluatif dan abstraktif.
A.3. Metode Pembimbing Filsafat
A.3.1. Metode historis/sejarah
      Mempelajari filsafat dari sejak awal hingga sekarang
A.3.2. Metode Ikhtisar
      Membentangkan hal-hal terpenting yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban-jawaban yang diberikan ahli filsafat.
A.3.3. Metode Sistematis
      Mulai berfilsafat sendiri dan mencari arti dan maksud filsafat dari  kodrat manusia
A.3.4. Metode Kombinasi
      Metode ini memakai cara-cara sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperlihatkan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang sadar dan mempergunakan pikiran.

A.4. Objek Filsafat
1) Objek material, yaitu segala sesuatu yang dipermasalahkan dalam filsafat
2) Objek formal, yaitu bersifat non-fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada secara luas, mendalam dan mengasas.

A.5. Fungsi Filsafat
      Filsafat pada awalnya berfungsi sebagai induk/ibu ilmu pengetahuan. Dengan adanya perkembangan keadaan dan masyarakat, maka muncul ilmu-ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut yang telah menjurus ke spesialisasi, bila diperdalam lagi akhirnya sampai juga pada filsafat. Maka filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistem.
Ket :
1.     Ilmu Pengetahuan (IP) Sosial                     5. IP Kedokteran
2.     IP Budaya                                                  6. IP Pertanian
3.     IP Politik                                                      7. IP Kedokteran
4.     IP Hukum                                                    8.  IP Teknik


A.6. Guna Filsafat
      Filsafat berguna baik secara teoritik maupun praktik.
Guna filsafat antara lain :
·      melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut dan menyusun hasil pikiran secara sistematik
·      menambah pandangan dan cakrawala lebih luas
·      melatih diri melakukan penelitian
·      menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka
·      membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.







     A.7. Sejarah Perkembangan Filsafat
     A.7.1. Bagan Periodesasi Sejarah Filsafat



 


      Abad 5 SM     5M           15-16 M                      18 M                                20 M        
 


                                            Renaissance/Abad                                         IPTEK
                                             Emansipasi        
            Abad Tengah/Agama



Abad  5 SM       →   Filsafat Yunani Kuno                 - Kosmosentris
Abad  5   M       →   Abad Tengah/Agama                 - Teosentris
Abad 15-16 M   →   Abad Emansipasi/ Renaissance - Humanisme mendorong
                                  individualisme dan naturalisme
Abad 17   M     →    Humanisme mendorong rasionalisme dan empirisme
Abad 18   M      →      Revolusi Industri – lahir materialisme dan positivisme
Abad 19   M      →    Sosialisme, melahirkan Neo-Positivisme dan Ateisme
Abad  20  M      →    Materialisme didukung teknologi maju










A.7.2. Sejarah Perkembangan Filsafat Barat

Sejarah Filsafat Barat
No
Abad
Ciri-Ciri
1
5 SM, Fils.
Yunani Kuno
Kosmosentris (alam), manusia bagian dari alam
2
5 M, Perte-ngahan (Agama)
Teosentris, peran gereja dominan. Orientasi Super Natural
3
15-16 M
Renaissance, Abad Emansipasi
Humanisme-orientasi pada manusia. Renaissance membuat orang ingin berprestasi.
Humanisme melahirkan individualisme dan naturalisme.
Individualisme-lebih mengarah pada pribadi masing-masing → mendorong prestasi dan kreativitas secara individu, yang memunculkan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan mendorong egoisisme.
Naturalisme-manusia dianggap mempunyai kodrat yang ansich baik, harus dihargai dan menjadi ukuran → ada benih ateisme.
4
 17 M
Humanisme mendorong rasionalisme, empirisme.
Rasionalisme dan empirisme mendorong ilmu pengetahuan
5
18 M
Revolusi Industri
Lahir materialisme dan postivisme.
Materialisme-penghargaan besar terhadap`materi, mengingkari hal-hal yang bersifat immateri yang berkembang ke arah ateisme.
Positivisme-mendorong pada perhitungan kuantitatif. Ilmu pengetahuan terutama IPA maju, sehingga pada abad 19 timbul IPS yang berorientasi pada positivisme. Tokoh : August Comte
6
19 M
Reaksi sosialisme dari Karl Max (Marxisme) timbul Neo-Postivisme dan kemudian Ateisme.
Ateisme orientasi bahwa sikap dirinya adalah ateis. Tidak hanya sekedar mengingkari Tuhan,tetapi juga supaya lebih bebas dalam penghargaannya kepada manusia.
Marxisme : ateisme untuk membebaskan manusia dari kesengsaraan. Ekonomi merupakan faktor dasar dari kehidupan manusia.
Neo-Positivisme : positivisme yang dibantu hasil teknologi, berkembang ke arah Scientisme, di luar ilmu berarti tidak ada kebenaran (ateisme ilmiah)
7
20 M
Materialisme modern didukung teknologi maju. Di Amerika timbul pragmatisme, orientasi yang hanya menghargai sesuatu sejauh mempunyai fungsi

A.8. Cabang-Cabang Filsafat
            Cabang-cabang filsafat adalah sebagai berikut :

Cabang Filsafat

No
Cabang Filsafat
Ciri-Ciri
Pertanyaan yang Utama
1
Logika
Membicarakan hukum-hukum penyimpulan yang benar
Apakah hukum-hukum penyim-pulan yang lurus itu?
2
Metodologi
Membicarakan tentang teknik/cara penelitian
Apakah teknik-teknik penyeli-dikan itu?
3
Metafisika
Membicarakan segala se-suatu yang ada
-
4
Ontologi
Membicarakan hakekat segala sesuatu yang ada
Apakah kenyataan itu?
5
Kosmologi
Membicarakan segala se-suatu yang ada yang teratur
Bagaimanakah keadaannya sehingga kenyataan itu dapat teratur?
6
Epistemologi
Membicarakan tentang kebenaran
Apakah kebenaran itu?
7
Biologi Kefil-safatan
Membicarakan tentang hidup
Apakah hidup itu?
8
Psikologi Kefil- safatan
Membicarakan tentang jiwa
Apakah jiwa itu?
9
Anthropologi Kefilsafatan
Membicarakan tentang manusia
Apakah manusia itu?
10
Sosiologi Kefil-safatan
Membicarakan masya-rakat dan negara
Apakah masyarakat dan negara itu?
11
Etika
Membicarakan baik- buruk
Apakah yang baik itu?
12
Estetika
Membicarakan kein-dahan
Apakah yang indah itu?
13
Filsafat Agama
Membicarakan agama
Apakah yang keagamaan itu?





B.    Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
B.1. Pengetahuan
            Apakah mengerti?
            Aristoteles dalam bukunya Metaphysica menyatakan bahwa semua orang kodratnya ingin mengerti. Dimulai dari panca indra manusia menerima bermacam-macam pengalaman baik di dalam maupun di luar dirinya, termasuk bila manusia mengerti sesuatu bahwa ini demikian, dan juga mengerti mengapa ini memang demikian. Pengertian dan pengetahuan dianggap tidak berbeda arti, jadi merupakan hal yang sama.
            Pengertian berarti juga konsep, idea, cita; sedangkan pengetahuan berarti knowledge, kennis, pemahaman. Definisi mengerti yaitu setiap kegiatan dimana subjek dengan cara tertentu mempersatukan diri dengan suatu objek. Manusia dalam hal ini sebagai mahluk mikro kosmos, yang berarti memiliki dunia batin, yaitu gejala-gejala cipta, rasa dan karsa. Manusia juga sebagai mahluk makro kosmos, yang berarti memiliki dunia di luar dirinya.
            Setelah manusia mengerti, maka kemudian timbul keinginan untuk mengusahakan segalanya dengan objektif dan sistematis, sehingga semakin jelas. Timbul usaha mencari prinsip-prinsip umum sehingga tercapai pengetahuan yang mendalam, yang disebut ilmu pengetahuan.
            Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek/lapangan) yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan penjelasan sistematis  yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjuk sebab-sebab hal/kejadian tersebut.

B.2. Objek Ilmu Pengetahuan
            Secara garis besar objek ilmu pengetahuan adalah alam dan manusia. Objek ilmu pengetahuan dibagi dua, yaitu :
b)    Objek material : Objek/lapangan jika dilihat keseluruhan menunjuk pada isi.
c)    Objek formal : Objek/lapangan jika dipandang menurut suatu aspek atau sudut tertentu. Contoh : Ilmu kedokteran, objek formalnya tubuh manusia, sedang ilmu paedagogi, objek formalnya pendidikan manusia.
B.3. Pembagian Ilmu Pengetahuan
1. Menurut subjeknya :
a. Teoritis :
1) Nomotetis : adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, misal : ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat.
2) Ideografis  : adalah ilmu yang mempelajari objeknya dalam situasi kongkret menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang unik, misal : sejarah, sosiografi, etnografi (ilmu bangsa-bangsa).
b. Praktis  :
        1) Normatif : adalah ilmu yang memesankan bagaimana kita harus berbuat, misalnya etika.
        2) Positif    : adalah ilmu yang mengatakan bagaimana orang harus membuat sesuatu, mencapai hasil tertentu, misalnya : ilmu pertanian, teknik, kedokteran.
2. Menurut objeknya (objek formal)
    a. Universal/umum : yaitu meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusia, misal : teologi/agama dan filsafat.
    b.  Khusus   : yaitu hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, misal : ilmu pengetahuan.

C.    Agama
      Bila manusia berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengasas, mendasar, maka hal ini merupakan pertanyaan bidang filsafat. Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut dilanjutkan, ada batas-batas tertentu dari kemampuan akal manusia. Maka hal-hal yang melewati batas kemampuan akal manusia dijawab oleh agama (dengan Wahyu Allah).
Secara garis besar pembagian agama ada 2 :
1)    Agama Wahyu
2)    Agama Non Wahyu


D.    Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
D.1. Perbandingan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
            Hubungan ketiganya dapat ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang ada dari ketiga hal tersebut.
Persamaan :
a)    ketiganya merupakan sumber/wadah kebenaran  atau bentuk pengetahuan.
b)    Dalam mencari kebenaran, ketiganya mempunyai metode, sistem dan mengolah objek selengkap-lengkapnya.
Perbedaan :
Perbedaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
No

Filsafat
I. Pengetahuan
Agama
1
Sumber Kebenaran
-dari manusia (pi-kiran,pengalaman dan intuisi)
-bersifat horizon- tal
- dari manusia
-bersifat horizon-tal
- dari Allah
- bersifat vertikal & transendental
2
Pendekatan
- dengan pere-nungan dari akal budi manusia se-cara radikal, sis-tematis dan uni-versal tanpa per-tolongan dan
bantuan dari Wahyu Allah
- dengan jalan riset, pengalaman dan percobaan sebagai tolok
 ukur
- berpaling kepada Wahyu Allah yang dikodifikasikan da-lam Kitab Suci, yaitu TAURAT, ALKITAB (INJIL), AL-QURAN
3
Sifat Kebenaran
- spekulatif dan nisbi.
Dimulai dengan keraguan (?), ya-kin lalu setuju (!); sesudah itu ragu dan bertanya (?)
- positif (sampai saat ini) dan nisbi (relatif).
Ilmu pengetahuan dimulai dengan keraguan/berta-nya (?); meyakini kebenaran dan menyetujui (!); ke-mudian bertanya lagi (?)
- sifatnya mutlak, karena bersum-ber dari “Zat Yang Maha Be-nar”.
Dimulai dengan kei-manan dan keya-kinan (!); setelah iman dan yakin me-nyelidiki kebenaran yang mutlak (?); setelah konsisten maka ada penda-laman keimanan dan keyakinan yang di-sebut taqwa
Perbedaan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama

No

Filsafat
I. Pengetahuan
Agama
4
Tujuan
-kecintaan pada pengetahuan yang bijaksana (sophos) dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa sedalam-dalamnya
- bersifat teoritis, demi ilmu penge-tahuan. Penga-malannya untuk tujuan ekonomi praktis (kenik-matan jasmani manusia).
-kedamaian, ke-harmonisan, kebahagiaan, keselarasan.


D.2. Gambaran Hubungan Agama, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan  

Hubungan Agama, Filsafat dan Ilmu pengetahuan
 












Keterangan :
P         = Pengetahuan
IP        = Ilmu Pengetahuan
F          = Filsafat
A          = Agama



0 comments:

Post a Comment