Pages

Thursday, March 2, 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Nama : Rana
NIM    : 15419141005


SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Sejarah pertumbuhan dan perkembangan psikologi dapat dibagi ke dalam 2 (dua) periode, yaitu masa sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Kedua periode ini dibatasi oleh berdirinya laboratorium psikologi pertama di Leipzig pada tahun 1879 yang didirikan oleh Wilhelm M. Wund.

Psikologi Sebagai Bagian Dari Filsafat

Sejak Wundt berhasil membangun laboratorium psikologinya di Leipzig, psikologi mulai bercabang ke dalam berbagai aliran. Bertambahnya sarjana psikologi juga menambah keragaman berfikir, beberapa diantaranya tidak dapat disatukan satu sama lain. Karena itulah, mereka yang merasa satu fikiran, satu pendapat, menggabungkan diri dan menyusun suatu aliran sendiri.
Minat untuk penyelidikan gejala kejiwaan sudah lama sekali ada di kalangan umat manusia. Mula-mula sekali yunani kuno-lah yang mulai memikirkan gejala-gejala mengenai kejiwaan. Toko-toko yunani kuno yang banyak menemukan teori psikologi, antara lain adalah Plato dan Aristoteles.
            Berabad-abad lamanya psikologi merupakan bagian dari filsafat, antara lain di Prancis muncul Rene Descartes, selain itu di Inggris juga muncul tokoh seperti John Locke dan anaknya John Stuart Mill yang dikenal sebagai tokoh aliran asosianisme.
            Pada waktu para sarjana baik dari bidang ilmu filsafat maupun dari bidang ilmu faal bersibuk diri dan berusaha untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan secara ilmuah murni, muncul orang-orang spekulatif yang mencoba untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan dari segi lain.
            Tahun 1879 merupakan tahun yang sangat penting dalam sejarah psikologi. Pada tahun inilah Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, yang dianggap sebagai pertanda berdiri sendirinya psikologi sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya. Ajaran Wundt dibawa ke Amerika oleh E. B. Titchener dan disebarluaskan di sana, tetapi tidak mendapat respon positif. Orang-orang Amerika kemudian membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme dengan toko-tokohnya, antara lain William James dan J. M. Cattel.  Sejarah psikologi dan perkembangannya semenjak Plato, tidak terlepas dari aliran psikologi kognitif, karena salah satu yang mengembangkannya adalah Plato. Mari kita lihat perkembangannya :

Perkembangan Psikologi Sebagai Bagian Dari Filsafat

1. Masa Yunani
            Pada masa ini, pendekatan dan orientasi filsafat lebih terarah pada eksplorasi alam, empirical observations, yang ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan matematika. Tokoh pada masa yunani,antara lain, August Comte, menyatakan bahwa causal explanation adalah indicator untuk perkembangan tahap intelektual bagi peradaban manusia. Kejayaan masa yunani ditandai oleh pemikiran dari tiga filsuf besar: Socrates, Plato, Aristoteles, walau masih dipengaruhi pemikiran-pemikiran masa sebelumnya. Penentu aktifitas manusia adalah alam atau lingkungan.

            Inilah lima (5) orientasi pada masa transisi ini :
           
            a. Naturalistic
Pada orientasi ini adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contohnya : Thales (air), Anaximenes (udara).
            b. Biological
orientasi ini mengangkat posisi manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses pada manusia dari proses yang ada pada makhluk lain di alam.
            c. Eclectic
                        Menentang ide adanya suatu prinsip dasar dan ‘kebenaran umum’.
            d. Humanistic
focus pada rationality dan intentionality. Ratio adalah penetu kehidupan manusia beserta segala konsekuensinya, untuk tokoh utamanya adalah Socrates.

2. Masa Romawi
            pada masa ini, dalam konteks social, pemerintah kekaisaran romawi mendunia dengan tertib administrasi kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman social. Pengaruhnya pada perkembangan pemikiran tentang manusia adalah filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik. Pemikiran pada masa romawi memberi jalan bagi berkembangnya kekristenan.
-       Pengaruh Kekristenan
Masa perkembangan agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai perwujudan ‘manusia sempurna’ beserta perilakunya yang harus jadi teladan, paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat, peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyaratak, banyak cendekiawan berlatar belakang ulama.
Beberapa tokoh pada Masa Romawi adalah:
1. St. Agustinus
            Filsuf pertama pada masa kekristenan. Tuhan adalah kebenaran yang menciptakan manusia, bumi, dan surga. Jiwa manusia adalah image dari tuhan.
2. Thomas Aquinas
            mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas.

Sepanjang masa ini, pendebatan mengenai manusia bergeser dari topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya/alam, kearah pemahaman tentang kehidupan secara spesifik.

3. Masa Renaissance
            masa ini merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, pengetahuan bersifat doctrinal dibawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan iman. Reaksi ini dapat dikatakan peran nalar menggantikan peran iman, ilmu pengetahuan menggantikan agama dan iman masyarakat. Nature Philosophy: alam diatur menurut hokum yang pasti, empiris, dan dapat dibuktikan lewat eksperimen. Filsuf lain yang  menaruh perhatian terhadap psikologi adalah :
            a. Plato
            b. Rene Descartes
            c. Kurt Z. Lewin
            d. Walter Mischel
            e. Cari Rogers

Perkembangan Psikologi Sebagai Bagian Dari Ilmu Filsafat

Perkembangan psikologi sebagai bagian dari filsafat menjadi bagian dari ilmu faal seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science) pada abad 19. Dalam konteks keilmuan abad ke-19, riset empiris yang banyak dilakukan pada bagian fisiologi mencakup aktifitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan fisiologi otak. Pada masa ini, Francis Bacon menganjurkan metode induktif sebagai metode utama dalam science  karena berangkat dari hasil observasi terhadap sesuatu yang nyata.
Ada 3 (tiga) pergerakan utama di bidang science yang memengaruhi berdirinya psikologi sebagai ilmu mandiri dan bagaimana perkembangan disiplin ilmu itu di abad 20 :

Fisiologis
            Kemajuan di bidang fisiologis yang meliputi riset-riset di bidang aktifitas syaraf, sensasi, dan otak, memberi dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya. Tokoh-tokoh penting :

1. Charles Bell-Francoise Magendie mengungkapkan bahwa syaraf sensoris dan mentorik beroperasi secara terpisah dan searah
            2. Johannes Mueller lebih menekankan pada proses transmisi syaraf
3. Marshall Hall mengatakan reflex dikomandani oleh syaraf tulang belakang, bukan syaraf batang otak.
4. Paul Broca menemukan pusat Broca yang mengendalikan aktifitas bicara
5. Pierre Flourens mencoba pendekatan dengan bukti non-pathological, dan menemukan pusat-pusat penting di otak.

Psikofisik
            Merupakan bagian dari disiplin ilmu fisiologi yang memfokuskan pada subjective experience dalam mempelajari hubungan antara stimulus fisik dan sensasinya. Tokoh-tokoh penting dalam pergerakan ini adalah :
1. Gustav Theodor Fechner menganggap psikofosik sebagai sebuah ilmu eksak untuk menjelaskan hubungan antara body dan mind.
2. Herman von Helmholts  merupakan seorang pelopor psikologi eksperimen, banyak menggunakan waktu reaksi dalam penelitiannya.

Evolusi
            Dikemukakan oleh Charles Darwin, merupakan titik penting dalam pemikiran mengenai manusia karena mengajukan ide bahwa keberadaan manusia merupakan bagian dari proses adaptasi makhluk hidup dengan alam.
Psikologi Sebagai Ilmu Mandiri

Psikologi sebagai ilmu mandiri, berdiri sendiri bukan sebagai bagian dari ilmu lain, dimulai sejak abad ke-19. Dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah secara mapan, sebagaimana diuraikan dibagian sebelumnya, intelektual Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai sebuah ilmu disiplin ilmu yang mandiri dan formal diakhir abad ke-20.
Wundt menganggap psikologi sebagai bagian dari filsafat. Namun, dengan berkembangnya karir pribadinya, ia mulai menentukan batas-batas yang dilakukan psikologi sebagai sebuah ilmu alam, khususnya psikologi eksperimen. Pemikiran Wundt terbagi atas beberapa butir penting :
-       Adanya an alliance between two science, yaitu fisiologi dan psikologi.
-       Pandangan tentang psikologi sebagai ilmu dan metodenya
-       Pemahaman Wundt tentang psikologi ralatif konstan. Namun demikian, pandangannya mengenai metode paling tepat untuk mengenali mind dan ruang lingkup mind itu sendiri berubah sejalan dengan perkembangan kematangan intelektualnya.
Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses ketidaksadaran, sebagai karakteristik dari soul. Proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi focus dari study of the mind.










0 comments:

Post a Comment