Nama : Rana
NIM : 15419141005
SEJARAH
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan psikologi dapat dibagi
ke dalam 2 (dua) periode, yaitu masa sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang
berdiri sendiri. Kedua periode ini dibatasi oleh berdirinya laboratorium
psikologi pertama di Leipzig pada tahun 1879 yang didirikan oleh Wilhelm M.
Wund.
Psikologi
Sebagai Bagian Dari Filsafat
Sejak Wundt berhasil membangun
laboratorium psikologinya di Leipzig, psikologi mulai bercabang ke dalam
berbagai aliran. Bertambahnya sarjana psikologi juga menambah keragaman
berfikir, beberapa diantaranya tidak dapat disatukan satu sama lain. Karena
itulah, mereka yang merasa satu fikiran, satu pendapat, menggabungkan diri dan
menyusun suatu aliran sendiri.
Minat untuk penyelidikan gejala
kejiwaan sudah lama sekali ada di kalangan umat manusia. Mula-mula sekali
yunani kuno-lah yang mulai memikirkan gejala-gejala mengenai kejiwaan.
Toko-toko yunani kuno yang banyak menemukan teori psikologi, antara lain adalah
Plato dan Aristoteles.
Berabad-abad
lamanya psikologi merupakan bagian dari filsafat, antara lain di Prancis muncul
Rene Descartes, selain itu di Inggris juga muncul tokoh seperti John Locke dan
anaknya John Stuart Mill yang dikenal sebagai tokoh aliran asosianisme.
Pada waktu
para sarjana baik dari bidang ilmu filsafat maupun dari bidang ilmu faal bersibuk
diri dan berusaha untuk menerangkan gejala-gejala kejiwaan secara ilmuah murni,
muncul orang-orang spekulatif yang mencoba untuk menerangkan gejala-gejala
kejiwaan dari segi lain.
Tahun 1879
merupakan tahun yang sangat penting dalam sejarah psikologi. Pada tahun inilah
Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, yang dianggap
sebagai pertanda berdiri sendirinya psikologi sebagai ilmu yang terpisah dari
ilmu-ilmu induknya. Ajaran Wundt dibawa ke Amerika oleh E. B. Titchener dan disebarluaskan
di sana, tetapi tidak mendapat respon positif. Orang-orang Amerika kemudian
membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme dengan toko-tokohnya,
antara lain William James dan J. M. Cattel. Sejarah psikologi dan perkembangannya semenjak
Plato, tidak terlepas dari aliran psikologi kognitif, karena salah satu yang
mengembangkannya adalah Plato. Mari kita lihat perkembangannya :
Perkembangan
Psikologi Sebagai Bagian Dari Filsafat
1. Masa Yunani
Pada masa
ini, pendekatan dan orientasi filsafat lebih terarah pada eksplorasi alam,
empirical observations, yang ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan
matematika. Tokoh pada masa yunani,antara lain, August Comte, menyatakan bahwa
causal explanation adalah indicator untuk perkembangan tahap intelektual bagi
peradaban manusia. Kejayaan masa yunani ditandai oleh pemikiran dari tiga
filsuf besar: Socrates, Plato, Aristoteles, walau masih dipengaruhi
pemikiran-pemikiran masa sebelumnya. Penentu aktifitas manusia adalah alam atau
lingkungan.
Inilah lima
(5) orientasi pada masa transisi ini :
a.
Naturalistic
Pada orientasi ini adanya elemen
dasar bagi penentu kehidupan. Contohnya : Thales (air), Anaximenes (udara).
b.
Biological
orientasi ini mengangkat posisi
manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses pada manusia dari
proses yang ada pada makhluk lain di alam.
c. Eclectic
Menentang
ide adanya suatu prinsip dasar dan ‘kebenaran umum’.
d.
Humanistic
focus pada rationality dan
intentionality. Ratio adalah penetu kehidupan manusia beserta segala konsekuensinya,
untuk tokoh utamanya adalah Socrates.
2. Masa Romawi
pada masa
ini, dalam konteks social, pemerintah kekaisaran romawi mendunia dengan tertib
administrasi kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman social.
Pengaruhnya pada perkembangan pemikiran tentang manusia adalah filsafat yang
berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik. Pemikiran pada
masa romawi memberi jalan bagi berkembangnya kekristenan.
-
Pengaruh Kekristenan
Masa perkembangan agama Kristen dengan tokoh
Yesus sebagai perwujudan ‘manusia sempurna’ beserta perilakunya yang harus jadi
teladan, paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x gereja dan para ulamanya
berperan penting dalam masyarakat, peran gereja menjadi dominan dalam
perkembangan intelektualitas di masyaratak, banyak cendekiawan berlatar
belakang ulama.
Beberapa tokoh pada Masa Romawi adalah:
1. St. Agustinus
Filsuf
pertama pada masa kekristenan. Tuhan adalah kebenaran yang menciptakan manusia,
bumi, dan surga. Jiwa manusia adalah image dari tuhan.
2. Thomas Aquinas
mentransformasikan
pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa yang dikenal
sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas.
Sepanjang masa ini, pendebatan mengenai manusia bergeser
dari topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan
lingkungannya/alam, kearah pemahaman tentang kehidupan secara spesifik.
3. Masa Renaissance
masa ini
merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, pengetahuan bersifat doctrinal
dibawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan iman. Reaksi ini dapat dikatakan
peran nalar menggantikan peran iman, ilmu pengetahuan menggantikan agama dan
iman masyarakat. Nature Philosophy: alam diatur menurut hokum yang pasti,
empiris, dan dapat dibuktikan lewat eksperimen. Filsuf lain yang menaruh perhatian terhadap psikologi adalah :
a. Plato
b. Rene
Descartes
c. Kurt Z.
Lewin
d. Walter
Mischel
e. Cari
Rogers
Perkembangan
Psikologi Sebagai Bagian Dari Ilmu Filsafat
Perkembangan psikologi sebagai bagian dari filsafat menjadi
bagian dari ilmu faal seiring dengan kemajuan ilmu alam (natural science) pada
abad 19. Dalam konteks keilmuan abad ke-19, riset empiris yang banyak dilakukan
pada bagian fisiologi mencakup aktifitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan
fisiologi otak. Pada masa ini, Francis Bacon menganjurkan metode induktif
sebagai metode utama dalam science
karena berangkat dari hasil observasi terhadap sesuatu yang nyata.
Ada 3 (tiga) pergerakan utama di bidang science yang
memengaruhi berdirinya psikologi sebagai ilmu mandiri dan bagaimana
perkembangan disiplin ilmu itu di abad 20 :
Fisiologis
Kemajuan di
bidang fisiologis yang meliputi riset-riset di bidang aktifitas syaraf,
sensasi, dan otak, memberi dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya.
Tokoh-tokoh penting :
1. Charles Bell-Francoise
Magendie mengungkapkan bahwa syaraf sensoris dan mentorik beroperasi secara
terpisah dan searah
2. Johannes
Mueller lebih menekankan pada proses transmisi syaraf
3. Marshall Hall mengatakan
reflex dikomandani oleh syaraf tulang belakang, bukan syaraf batang otak.
4. Paul Broca menemukan pusat
Broca yang mengendalikan aktifitas bicara
5. Pierre Flourens mencoba
pendekatan dengan bukti non-pathological, dan menemukan pusat-pusat penting di
otak.
Psikofisik
Merupakan
bagian dari disiplin ilmu fisiologi yang memfokuskan pada subjective experience
dalam mempelajari hubungan antara stimulus fisik dan sensasinya. Tokoh-tokoh
penting dalam pergerakan ini adalah :
1. Gustav Theodor Fechner
menganggap psikofosik sebagai sebuah ilmu eksak untuk menjelaskan hubungan
antara body dan mind.
2. Herman von Helmholts merupakan seorang pelopor psikologi
eksperimen, banyak menggunakan waktu reaksi dalam penelitiannya.
Evolusi
Dikemukakan
oleh Charles Darwin, merupakan titik penting dalam pemikiran mengenai manusia
karena mengajukan ide bahwa keberadaan manusia merupakan bagian dari proses
adaptasi makhluk hidup dengan alam.
Psikologi Sebagai Ilmu Mandiri
Psikologi sebagai ilmu mandiri, berdiri sendiri bukan
sebagai bagian dari ilmu lain, dimulai sejak abad ke-19. Dengan perkembangan
natural science dan metode ilmiah secara mapan, sebagaimana diuraikan dibagian
sebelumnya, intelektual Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai
sebuah ilmu disiplin ilmu yang mandiri dan formal diakhir abad ke-20.
Wundt menganggap psikologi sebagai bagian dari filsafat.
Namun, dengan berkembangnya karir pribadinya, ia mulai menentukan batas-batas
yang dilakukan psikologi sebagai sebuah ilmu alam, khususnya psikologi
eksperimen. Pemikiran Wundt terbagi atas beberapa butir penting :
-
Adanya an alliance between two science, yaitu
fisiologi dan psikologi.
-
Pandangan tentang psikologi sebagai ilmu dan
metodenya
-
Pemahaman Wundt tentang psikologi ralatif
konstan. Namun demikian, pandangannya mengenai metode paling tepat untuk
mengenali mind dan ruang lingkup mind itu sendiri berubah sejalan dengan
perkembangan kematangan intelektualnya.
Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses
ketidaksadaran, sebagai karakteristik dari soul. Proses ketidaksadaran tidak
lagi menjadi focus dari study of the mind.
0 comments:
Post a Comment